Musyawarah Reboan, Relawan SKI: Masyarakat Mengeluh Persoalan Peternak tentang Pengetahuan, Jaringan, dan Modal Usaha

Musyawarah Reboan, Relawan SKI: Masyarakat Mengeluh Persoalan Peternak tentang Pengetahuan, Jaringan, dan Modal Usaha
Relawan SKI Tasikmalaya gelar Musyawarah Reboan, Tasikmalaya, Rabu, 5 Oktober 2023. (Foto: dok. KBA News)


Menurut Solihin di Musyawarah Reboan ini banyak membahas permasalahan yang ada di dua lokasi tersebut dialami oleh warga, seperti petani mengeluh pupuk, peternak, dan lainnya. #kbanews

JAKARTA | KBA - Sekelompok relawan Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) menggelar Musyawarah Reboan dengan masyarakat di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Pengurus Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) Jawa Barat Solihin Nurodin mengatakan menggelar Musyawarah Reboan di dua lokasi berbeda. Di antaranya di Desa Kertarahayu, Kecamatan Jatiwaras dan Desa Cikunten Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

"Musyawarah Reboan di Tasikmalaya berjalan setiap minggunya di beberapa daerah. Rabu 5 Oktober 2023 setidaknya ada 2 lokasi yang menyelenggarakan Musyawarah Reboan," kata Solihin kepada KBA News melalui pesan singkat, Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023.

Menurut Solihin di Musyawarah Reboan ini banyak membahas permasalahan yang ada di dua lokasi tersebut dialami oleh warga, seperti petani mengeluh pupuk, peternak dan lainnya.

"Ada juga menggeluh air bersih," ujarnya.

Sedangkan, Pegiat Pertanian Ari Budiman menyampaikan bahwa persoalan yang dihadapi oleh masyarakat di sekitar daerahnya itu urusan pertanian yang semakin sulit, pukuk susah dicari dan mahal, tenaga kerja semakin sulit dan mahal, sedangkan hasil produksi pertanian semakin menurun.

"Makanya petani semakin sedikit, banyak petani yang milih urban ke kota untuk mencari sumber pendapatan lain. karena kebutuhan hidup semakin banyak dan harga-harga semakin mahal," kata Ari terpisah.

Menurutnya, begitu pun masyarakat yang berternak. Mereka, lanjutnya, menjadikan hewan ternak hanya sampingan.

"Sehingga mengurus domba atau kambing paling banyak 10 ekor, sedangkan untuk memenuhi skala kebutuhan dasar bisnis minimal 20 ekor," tuturnya.

Dia juga menyampaikan persoalan yang dihadapi peternak mengenai pengetahuan, jaringan dan modal usaha. Hal itu yang harus diperhatikan oleh pemerintah kepada peternak, petani dan nelayan di daerah.

"Padahal kalau bisa mengoptimalkan pertanian dan peternakan masyarakat akan mampu memenuhi kebutuhan dasar sandang, pangan hingga papan. Karena dengan beternak yang baik, akan menghasilkan bahan pupuk untuk pertanian, dan pertanian ada cadangan makanan untuk ternak," imbuhnya.

Oleh karenanya pada kegiatan Musyawarah Reboan, dia mengadakan pelatihan pupuk organik cair kepada pentani maupun peternak.

Sementara, mentor Pelatihan Pupuk organik Adi Hendriyus menuturkan bahwa untuk membuat pupuk organik cair sangat mudah, karena bahan bakunya semua sudah ada di sekitar masyarakat.

"Untuk bertani saat ini tidak harus punya lahan yang luas, halaman rumah pun bisa di optimalkan untuk bertanam. yang penting caranya benar, pasti akan menghasilkan minimal bisa memenuhi kebutuhan dapur," tutupnya. (kba).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama